MATAHARI KEHIDUPAN
(Haji Muhammad Sulchan)
Dalam rangka perayaan 50 th UNISSULA telah dilaunching sebuah buku autobiografi dari salah satu perintis dan pendiri Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, dengan gaya bahasa sastra yang indah dan mudah dicerna, buku ini sungguh sebuah karya masterpiece kehidupan yang menuturkan kisah perjuangan dari seorang anak nelayan yang miskin lagi yatim tetapi mempunyai cita-cita yang tinggi. Dengan keuletan dan kegigihannya dia berhasil menjadi pengusaha bonafide dari golongan pribumi yang tidak diperhitiungkan pada waktu itu. Ia pun berjuang melalui Serikat Dagang Indonesia di era kemerdekaan. Bintang Satya lencana yang dianugerahkan pemerintah Republik Indonesia adalah bukti dia sebagai pengusaha sukses pada eranya.
Prolog:
H.M Sulchan (alm.) waktu masih muda |
Kasan itulah namaku. Aku anak nelayan miskin lagi yatim, yang tak mau menyerah dengan kemelaratan yang menimpa keluargaku. Ya, aku hanya anak nelayan miskin, yatim, yang ingin menjadi "matahari kehidupan"yang tak pernah padam. Meskipun aku telah mati berkalang tanah. Aku memang dilahirkan dari keluarga melarat, tapi aku tak mau kalah dengan kemelaratanku. Bolehlah aku lahir melarat, tapi mentalku tak boleh melarat. Bukan kah aku ingin menjadi "matahari kehidupan". Dan bukankah matahari itu tidak disinari, tapi ia menyinari. Aku tentulah ingin seperti itu.
Aku dilahirkan pada tahun 1910 di sebuah perkampungan nelayan, Dusun Angin-Angin, di daerah Wedung, Kabupaten Demak, Ayahku seorang nelayan tradisional. Ibuku seorang buruh upahan dan juga buruh pembantik di kedai milik Cina.
Karena kemelaratan yang payah, aku hanya mencapai pendidikan formal, SD kelas IV, yang waktu itu disebut Sekolah Ongko Loro. Untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi tidak mungkin, karena tidak mampu sama sekali.
Kumulai dengan menjual kacang di pinggir jalan kemudian berganti menjadi penjual anyaman bambu, yang kujual ke pasar di desa Buyaran, kurang lebih 10 km dari Demak.
Gagal mencoba kehidupan di kota Demak, kemudian pindah lagi ke sebuah pelabuhan nelayan kecil di Moro Demak. di perkampungan nelayan itu aku mencari nafkah sebagai penjual air tawar yang kujajakan dari kampung ke kampung dengan menggunakan sebuah biduk atau perahu kecil yang kusewa.
Beberapa bulan kemudian di dekat rumahku berdiri sebuah pabrik penggilingan padi, sebuah usaha patungan antara seorang pribumi dari Pekalongan bernama Haji Mukrad, dengan seorang Jepang, bernama Takaeji Domon. Mula-mula hanya sebagai pesuruh atau jongos. Karena disiplin dan kerja keras yang sangat kuat ditanamkan oleh majikan bangsa Jepang itu, kedudukanku terus meningkat. Dari pesuruh meningkat menjadi sopir. dan dari sopir akhirnya diangkat sebagai wakil manajer dengan tugas menyetor beras sampai ke kota-kota, sekitarnya seperti Jepara dan Krian. ......
Buku motivasional ini adalah kisah nyata Kasan (H.M. Sulchan) dari seorang anak Nelayan miskin lagi yatim yang mempunyai cita-cita tinggi dan berhasil mewujudkannya..
Sudahkah ANDA membacanya ?
admin: Maruf
Merkur 15c Safety Razor - Barber Pole - Deccasino
BalasHapusMerkur 15C Safety Razor - Merkur septcasino - 15C for Barber https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ Pole is https://deccasino.com/review/merit-casino/ the perfect introduction to the Merkur wooricasinos.info Safety filmfileeurope.com Razor.